BOJONEGORO – Aktivitas ilegal yang melibatkan mobil tangki bertuliskan PT Lautan Dewa Energi kini tengah mencuri perhatian di Kabupaten Bojonegoro. Kendaraan-kendaraan pengangkut solar yang melintas di jalur nasional Bojonegoro-Surabaya diduga kuat membawa Bahan Bakar Minyak (BBM) hasil sulingan ilegal dari tambang minyak tradisional yang tersebar di kawasan Wonocolo, Kecamatan Kedewan. Menariknya, operasi ilegal ini berlangsung tanpa hambatan, bahkan tampak kebal hukum.
Sejumlah warga melaporkan bahwa mobil tangki tersebut sering beroperasi pada malam hari, seolah menghindari pantauan publik maupun aparat penegak hukum. Lebih mencurigakan lagi, perusahaan yang tertera pada bodi kendaraan tersebut kerap berganti-ganti, memperkuat dugaan bahwa para pelaku berusaha menyembunyikan identitas asli mereka untuk menghindari penyelidikan lebih lanjut. Tak ada tanda-tanda adanya upaya serius dari pihak berwenang untuk menghentikan praktik ilegal ini.
Informasi yang beredar di kalangan masyarakat menyebutkan bahwa solar yang dibawa oleh mobil tangki tersebut merupakan hasil sulingan yang diolah secara manual di dekat sumur tua yang ada di Wonocolo. Setelah jumlahnya cukup banyak, BBM ilegal tersebut dijual ke pengusaha luar kota, salah satunya yang dikenal dengan nama Alwan. Pengangkutan solar dilakukan menggunakan mobil tangki yang datang langsung ke lokasi penyulingan tanpa ada tindakan pencegahan dari aparat.
Para pelaku tampaknya sangat paham cara menghindari penegakan hukum. Mereka beroperasi dengan cara yang sangat terorganisir, berpindah-pindah lokasi untuk menghindari pengawasan dan terus mengalirkan BBM ilegal ini ke berbagai daerah, termasuk Surabaya dan sekitarnya. Aktivitas yang seharusnya mendapat perhatian lebih justru berjalan mulus, menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat bahwa mungkin ada oknum aparat yang memberi “restu diam-diam” kepada mereka.
Praktik solar ilegal ini semakin mengkhawatirkan, terutama karena pelaku yang terlibat begitu terorganisir dan tampaknya tak takut menghadapi sanksi hukum. Bahkan, distribusi solar ilegal ini semakin meluas, dan makin sulit untuk dilacak. Masyarakat setempat mulai bertanya-tanya: apakah ada pihak berkuasa yang melindungi operasi ini? Kenapa aparat tidak bertindak meskipun sudah jelas ada kegiatan ilegal yang merugikan negara?
Sementara itu, kerugian yang timbul akibat praktik ini tidak hanya berimbas pada sektor ekonomi negara, tetapi juga bisa berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Solar hasil sulingan ilegal jelas tidak memenuhi standar kualitas, yang tentunya bisa merusak mesin dan berpotensi mencemari lingkungan. Namun, meskipun dampaknya besar, praktik ini tetap berjalan tanpa hambatan berarti.
Media ini berkomitmen untuk terus mengungkap lebih jauh siapa saja yang terlibat dalam jaringan distribusi solar ilegal ini, serta membongkar siapa pemain utama yang berada di balik operasional ilegal yang sudah berlangsung lama ini. Kami juga akan terus mendesak aparat penegak hukum untuk bertindak tegas dan memberantas bisnis gelap yang semakin meresahkan masyarakat.
Hingga berita ini ditayangkan, aktivitas pengangkutan solar ilegal dari Wonocolo masih terus berjalan tanpa kendala, memperlihatkan betapa sulitnya menuntaskan praktik ilegal yang sudah begitu terorganisir.
Tim Redaksi